Jumat, 17 Januari 2014

Jujur Pada Diri Sendiri Dan Orang Lain




KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar. 
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata pelajaran BK (Bimbingan Konseling) yang berjudul  Jujur Pada Diri Sendiri Dan Orang Lain. Makalah ini bersisi tentang Makna kejujuran, Cara membiasakan dan menanamkan diri agar selalu jujur, Kapan mulai bersikap jujur, dan Manfaat sikap jujur.

Semoga ALLAH SWT membalas jasa baiknya dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan.tapi hanya inilah hasil optimal dan pemikiran penulis.Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya penulisan dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Hanya kepada Allah jugalah penulis memohon dan berserah diri, Amin ya robbal ‘alamin


Bogor, 12 Januari 2014




Penyusun


DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN 
A. Makna kejujuran?
B. Cara membiasakan dan menanamkan diri agar selalu jujur
C. Kapan mulai bersikap jujur
D. Manfaat sikap jujur

BAB III PENUTUP 
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi berdampak pada pola pikir yang serba cepat dan instan. Memang semakin maju dan semakin baik, tetapi disisi lain ada dampak negatif yang sedang melanda negara kita, tentunya Negara Indonesia tercinta. Masalahnya ialah bencana korupsi, kolusi, nepotisme.
Salah satu faktor bencana korupsi tersebut karena tidak adanya sikap jujur dari dalam diri para pejabat pemerintahan, yang serba instan membuat sikap jujur jarang diterapkan.
Menerapkan sikap jujur sebenarnya tidaklah sulit. Dimulai dengan niat yang sungguh-sungguh dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, maka sifat itu akan tertanam pada diri kita dengan sendirinya. Untuk itu, dengan sulitnya sikap jujur zaman sekarang karena berbagai faktor, kami akan membahas sedikit tentang “KEJUJURAN” dengan berbagai sumber-sumber yabg kami peroleh, agar mengetahui lebih dalam tentang sikap jujur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna kejujuran?
2. Bagaimana cara membiasakan dan menanamkan diri agar selalu jujur?
3. Kapan mulai bersikap jujur?
4. Apa saja manfaat sikap jujur?

C. Tujuan Masalah
  • Mengetahui makna kejujuran
  • Supaya kita selalu menjaga sikap, dengan sikap jujur agar tidak bersikap buruk
·         Mengetahui kapan dapat memulai sikap jujur
·         Mengetahui manfaat yang terkandung dalam bersikap jujur




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna kejujuran
Kata jujur sudah tidak asing lagi bagi kita, karena hampir setiap hari mendengar kata jujur. Namun belum tentu   tahu makna jujur dan tentunya sudah banyak yang tahu atau mengerti tentang makna jujur, ada juga di kalangan masyarakat kalau ditanya tentang jujur, ia tahu tetapi tidak bisa mengartikan jujur dengan merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat yang mendefinisikan tentang jujur.
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara samar-samar. Jujur itu merupakan sifat yang tertanam dalam diri manusia antara menyampaikan dengan kenyataan itu sama tanpa ada tambahan atau kurang satu patah kata pun. Maka jika apapun yang terjadi seseorang tersebut talah mengakuinya, entah itu membuat orang lain senang atau justru membuat orang lain tersakiti.
Jika tidak sama antara penyampaian dan kenyataan maka dapat dikatakan berdusta atau  bohong. Sebenarnya jika tidak jujur, sama saja tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri atau boleh di bilang tidak ada rasa kepercayaan diri, dan telah membohongi diri sendiri dan juga orang lain yang bersangkutan. Hal itu tidak baik untuk kebiasaan sehari hari jika tidak ada  rasa kejujuran, dan hidup ini akan selalu menggantungkan kepada orang lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari.



B.     Cara membiasakan dan menanamkan diri agar selalu jujur

Menerapakan sikap jujur memang sulit tetapi itu telah menjadi tuntutan hidup, agar selalu berada dijalan yang benar, yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT. Adapun beberapa cara agar selalu bersikap jujur.
“Carilah teman yang jujur dan hindari teman yang buruk. Carilah lingkungan yang jujur dan hindari lingkungan yang buruk. Ingat selalu dampak buruk dari ketidakjujuran.” Teman memang tak selalu di dekat kita. Tetapi teman bisa mempengaruhi sikap dan kepribadian kita. Seorang teman juga memegang faktor penting dalam menjaga sikap. Jika teman kita baik, maka secara tidak langsung kita terpengaruh oleh sikapnya yang baik. Bahkan teman yang baik tersebut akan mendorong kearah perilaku yang baik. Jika kita berbuat kejelakan dihadapan seorang teman yang baik tentunya kita akan merasa malu.
Dengan hidup dilingkungan masyarakat yang baik dan kondusif, juga akan memberikan kita suatu sikap hidup yang menuntut untuk selalu bersikap jujur. Selalu mengingat dampak yang timbul disetiap perbuatan, tentunya kita akan selalu berhati-hati dalam bertindak. Disetiap langkah kaki, disetiap gapaian tangan pasti ada resiko yang menghadang. Entah itu kecil atau besar.



C.    Kapan memulai sikap jujur

Memulai sikap jujur tentunya dari diri sendiri sebelum mengajak orang lain untuk bersikap jujur. Dengan kesedaran dari hati, pasti sikap jujur akan tertanam dalam diri secara cepat, yang didasari niat yang ikhlas karena Allah SWT. Untuk diri kita sendiri bisa berubah menjadi lebih baik.
 Sikap jujur seharusnya dimulai sejak kanak-kanak karena dengan semenjak kanak-kanak sikap jujur tersebut akan selalu melekat pada diri seseorang tersebut, karena pada dasarnya sekap jujur itu tumbuh dengan membiasakan diri yang dibekali rasa percaya diri dan tanpa ada keraguan sedikit pun dari dalam diri.
Sikap kejujuran harus dikembangkan sejak dini. Anak-anak kita sejak kecil harus kita didik untuk jujur dan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Orang tua tidak boleh menyogok guru agar anaknya yang tidak naik kelas bisa naik kelas. Saya yakin bahwa tidak sedikit orang tua yang melakukan itu, menyogok guru agar anak-anaknya bisa naik kelas. Tindakan seperti itu memberikan contoh kepada anak bahwa uang dapat menyelesaikan segalanya. Sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji yang dilakukan oleh orang tua dan langsung diserap ilmunya oleh anak-anak. Sangat disayangkan karena ilmu yang diserap itu adalah ilmu sogok-menyogok, ilmu korupsi, buah dari sebuah ketidakjujuran.(1)
Namun jika sejak kanak-kanak ataupun anak-anak bahkan sejak tadi belum ada sikap jujur maka, sesegeralah memulai sikap dari sekarang atau detik ini juga. Namun bila tidak bisa sekarang dengan sekejap mata, maka lakukan dengan secara perlahan-lahan, dikit demi sedikit dan diterapkan sehari-hari. Dengan begitu sikap jujur dalam diri akan tumbuh dengan secara perlahan dan bisa kemungkinan bisa menjadi kebiasaan yang tidak mudah untuk hilang dari dalam diri.



D.    Manfaat Sikap Jujur

Sikap jujur merupakan sikap terpuji yang tentunya banyak sekali manfaatnya apabila kita bisa membiasakan diri dengan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Memang sulit tetapi dengan sikap jujur kita mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa mamfaat, apabila kita bisa bersikap jujur:
1.      Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.
2.      Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan sangat mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan banyak lagi.
3.      Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti akan tidak ada lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka dengan terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan bukan dari hati nurani sendiri.
4.      Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
5.      Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah, dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan mempermudah untuk mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah pekerjaan yang di inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka ia akan mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya kepada seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan cepat tanggap dengan segala masalah-masalah yang menghadang.
6.   Dengan bersikap maupun bersifat jujur tentunya Allah SWT akan memberi balasan yang tak terkira oleh kita.


BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Kejujuran merupakan sifat yang tertanam pada diri manusia yang pada dasarnya kemauan pada diri manusia itu sendiri dengan membiasakan diri dan rasa kepercayaan diri yang kuat akan cenderung berdampak positif dari pada negative. Jika menerapkan sikap jujur, secara tidak langsung kita telah melatih kemampuan kita. Sampai dimana kemampuan kita? Itu pernyataan yang akan timbul dan terjawab sendiri dengan hasil yang di peroleh.

SARAN
  • Mulailah bersikap jujur dari sekarang.
  • Selalu bersikap jujurlah walau itu pahit. Karena dengan tidak jujur, masalah tidak akan selesai. Justru akan menambah masalah pada kita.
  • Ingatlah bahwa Allah selalu tahu, walaupun itu tak tampak.



DAFTAR PUSTAKA

Kesadaran Mendisiplinkan Diri




KATA PENGANTAR 

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar. 
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata pelajaran BK (Bimbingan Konseling) yang berjudul  “Kesadaran Mendisiplinkan Diri. Makalah ini bersisi tentang pengertian, cara membangun, hal-hal apa saja yang dapat mendisiplinkan diri, dan peran orang tua.
Semoga ALLAH SWT membalas jasa baiknya dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan.tapi hanya inilah hasil optimal dan pemikiran penulis.Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya penulisan dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Hanya kepada Allah jugalah penulis memohon dan berserah diri, Amin ya robbal ‘alamin


Bogor, 9 Januari 2014




Penyusun




DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian
B. Pentingnya Disiplin Diri
C. Hal-hal
D. Peran Orangtua
E. Cara Membangun

BAB III PENUTUP 
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri. Pemicu utamanya diduga, adalah situasi dan kondisi keluarga yang negative. Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab secara kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak-anaknya.
Orang tua yang mampu menghayati keadaan anaknya dan anak menghayati dunia orang tua maka terjadi pertemuan makna diantaranya. Masing-masing anggota keluarga secara bersama-sama dapat saling membantu untuk membuat pedoman diri dalam mengarahkan dirinya agar senantiasa untuk memiliki dan meningkatkan nilai-nilai moral untuk dipolakan dalam kehidupannya. Peran orang tua guna mengembangkan disiplin dalam diri anak sangatlah berarti. Anak yang hidup dalam keluarga yang harmonis senantiasa akan mendapatkan dorongan dalam menggali potensi dirinya untuk berperilaku yang positif dan mendisiplinkan dirinya.

B. Rumusan Masalah
1.apakah yang dimaksud dengan Kesadaran Mendisiplinkan Diri?
2.apa pentingnya Kesadaran Mendisiplinkan Diri?
3.apa saja hal-hal yang perlu dilakukan dalam Kesadaran Mendisiplinkan Diri?
4. Pean apa saja yang dilakukan oleh orangtua?
5.bagaimana cara membangun Kesadaran Mendisiplinkan Diri?

C. Tujuan Masalah
  • Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesadaran Mendisiplinkan Diri
  • Untuk mengetahui pentingnya dari Kesadaran Mendisiplinkan Diri
  • Agar kita dapat memembangun cara disiplin Diri dalam kehidupan ini



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mendisiplinkan Diri
Mendisiplinkan diri adalah kemampuan untuk melakukan upaya untuk mencapai tujuan tertentu terlepas dari lingkungan saat ini. Jika Anda akan tinggal di dunia yang sempurna (seandainya ada), semua yang anda inginkan akan tercapai cepat dan mudah. Akan tetapi kita hidup di dunia yang sama, sebuah dunia di mana banyak hal yang harus segera dipenuhi, di mana kita sering bingung karena prioritas tumpang tindih – mana yang harus didahulukan?, di mana energi kita tampaknya selalu berada di bawah tingkat yang diperlukan. Suka atau tidak, inilah dunia kita. Dan disiplin diri adalah kemampuan untuk mengatasi kemunduran lingkungan sehingga membuat kita tetap berada di jalur pencapaian tujuan.
Disiplin diri pada anak sangatlah membutuhkan peran orang tua. Tanpa peran orang tua anak tidak akan bisa mengembangkan disiplin diri. Anak yang hidup dalam keluarga yang harmonis dapat membantu anak dalam mengembangkan disiplin diri. Anak yang berasal dari keluarga yang kacau lebih banyak memiliki konsep dari negative. Lebih ektrim mengekspresikan perasaan, lebih penakut, dan lebih sulit mengontrol jasmaninya dari pada anak dari keluarga yang utuh. Perpecahan keluarga merupakan fenomena factual, yang menyebabkan terjadinya kenakalan anak karena tidak lengkapnya orang tua dan dihayati oleh anak sebagai “ketidakhadirannya”.
Bahaya yang akan timbul dari perpecahan keluarga anak akan kurang menyadari moral sebagai landasan keteraturan disiplin dirinya. Anak yang kurang memiliki nila-nilai moral sejak dini akan membuat orang tua kesulitan dalam membantu memiliki dan mengembangkan disiplin diri. Dengan demikian orang tua mempunyai tanggung jawab kondrati yang sangat strategis posisinya dalam menghadirkan situasi dan kondisi yang bermuatan nilai moral untuk dihayati dan diapresiasi oleh anak-anak. Oleh sebab itu, sadar moral menjadi landasan disiplin diri yang harus dikembangkan.
Jadi, bagaimanakah posisi keluarga dalam mengembangkan disiplin diri, dan makna keluarga bagi anak serta upaya-upaya orang tua dalam membantu mengembangkan disiplin diri yang akan membentuk kepribadian anak yang dapat diterima dilingkungan social.

B.     Pentingnya Disiplin Diri

Secara sekilas, kehidupan sehari-hari menampakkan fenomena yang biasa saja. Bila dikaji lebih mendalam, ternyata menghadirkan disparitas fenomena yang menyiratkan banyak persoalan dan memiliki lingkup yang sangat kompleks. Dalam era global dewasa ini, kompleksitas masalah kehidupan mengalami perubahan yang sangat cepat. Hal ini memberikan kesan bahwa kehidupan sehari-hari semakin menggalau dan beraneka. Jika dalam era globalisasi tidak ada upaya untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnaianya. Era global secara maknawi mengundang anak-anak untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri hal tersebut menunjukkan perlu adanya posisi dan tanggung jawab dari orang tua.
Disiplin diri merupakan substansi esensial di era global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak karena dengannya ia dapat memiliki control internal untuk berperilaku yang senantiasa taat moral. Dengan ini, anak tidak hanyut oleh arus globalisasi, tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan mengakomodasi.
Bantuan orang tua dalam meletakkan dasar-dasar dan mengembangkan disiplin diri anak adalah menciptakan situasi dan kondisi yang mendorong anak memiliki dasar-dasar disiplin diri anak dan dalam pengembangannya melibatkan dua subjek yaitu: (1) orang tua sebagai pendidik, dan (2) anak sebagai si terdidik. Bantuan orang tua kepada anak untuk memiliki dasar-dasar disiplin diri dan mengembangkannya merupakan suatu pekerjaan dari pendidik. Dalam hal ini pendidik dapat mempengaruhi atau “memasukkan sesuatu” yang bersifat psikologis kepada si terdidik agar mau bekerja sama dalam pencapaian tujuan sehingga akhirnya dapat mengerjakan sendiri.


C.    Hal-hal yang Membangun Disiplin Diri

Menurut Dragos Roua, membangun disiplin diri  hanya membutuhkan 4 hal, yakni:

1) Tetapkan Tujuan yang jelas
Jika Anda tidak tahu tujuan Anda, Anda tidak bisa bergerak lebih cepat. Itu fakta. Menetapkan tujuan yang jelas merupakan dasar untuk membangun disiplin diri. Asahlah batu-kristal tujuan anda agar tetap tajam. Salah satu perangkap yang paling umum dalam mempertahankan disiplin diri adalah kehilangan arah atas apa yang Anda lakukan. Hal ini terjadi lebih sering dari yang Anda pikirkan. Namun kadang-kadang karena begitu tenggelam dalam kesibukan tertentu kita bisa lupa tujuan utama. Alasan lain yang sangat penting kenapa harus memiliki tujuan yang jelas adalah bahwa setiap tujuan perlu tindakan spesifik. Saya akan bertindak dengan cara tertentu jika ingin meningkatkan kesehatan (misalnya dengan melakukan diet), akan tetapi berbeda dengan cara saya dalam hal meningkatkan kemampuan menulis. Jadi saya menerapkan strategi berbeda untuk tujuan yang berbeda. Disiplin diri akan membantu memperkuat strategi secara keseluruhan.

2) Beri Insentif pada Diri Sendiri
Menciptakan disiplin diri membutuhkan penghargaan. Perlu sogokan pada diri sendiri untuk membuat diri Anda termotivasi. Penghargaan perlu dilakukan selama proses tersebut, meskipun ini bukan tujuan utama. Tujuan utama adalah untuk mengasah kemampuan disiplin diri agar dapat diterapkan terus-menerus dalam setiap bidang kehidupan Anda, terlepas dari tindakan khusus yang dibutuhkan atau konteks tertentu. Dan jika penghargaan kepada diri sendiri dapat mempercepat proses ini, mengapa tidak?
Misalnya ketika diet untuk menurunkan berat badan anda berhasil, Anda bisa memberi imbalan pada diri sendiri, misalnya mengunjungi tempat wisata yang anda senangi, meski tanpa keberhasilan diet pun anda bisa melakukannya.  Seringkali penghargaan tersebut anda peroleh dalam bentuk yang sederhana, misalnya setelah melihat kemajuan anda sejauh ini, timbul perasaan senang. Anda menjalani hari-hari yang menggairahkan.

3) Nilailah kemajuan Anda
Disiplin diri membutuhkan penyesuaian. Anda tidak perlu berharap bias melakukan sesempurna rencana anda pertama kalinya. Jadi untuk memastikan bahwa apa yang anda lakukan tetap di arah yang benar, Anda perlu menilai kemajuan Anda. Juga, terlepas dari tujuan tertentu yang ingin dicapai, saat Anda mulai mengembangkan disiplin diri, jangan berharap mencapai hasil yang cepat. Buatlah catatan pengingat, beri nasehat kepada diri sendiri. Saat ini saya memutuskan untuk menerapkan posting rutin di blog saya, dan setelah computer menyala saya langsung mengetikkan alamat blog sendiri di kotak pencarian google, seolah-olah saya seorang pengunjung. Cara ini hanya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa saya sedang mendisiplinkan diri untuk menulis dan memposting artikel setiap hari.

4) Abaikan Interferensi
Jika Anda menuju tujuan yang tepat, dengan insentif yang tepat dan Anda membuat kemajuan yang baik, kemungkinan keteraturan ini Anda akan segera terganggu. Saya pikir ini sudah sifat manusia: setiap kali kita tampaknya mencapai momentum tertentu kita cenderung kehilangan momentum berikutnya. Sebut saja ini interferensi. Setiap kali Anda tertarik oleh sesuatu yang lain dari tujuan utama Anda, berarti anda membiarkan gangguan mempermainkan usaha Anda. Interferensi memang tidak selalu tidak menyenangkan, akan tetapi Anda harus belajar bagaimana mengabaikannya.


D.    Peran  orang tua yang mampu membantu anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.

a. Penataan lingkungan fisik
Penataan lingkungan fisik pada keluarga membuktikan adanya upaya agar anak-anak memiliki nilai moral, dasar social, ilmiah, ekonomi, kebersihan dan keteraturan dan demokrasi. Upaya penataan lingkungan fisik telah diapresiasi sebagai lahan dialog oleh anak-anaknya.

b. Penataan lingkungan sosial
1) Penataan lingkungan sosial internal
Bertujuan menyingkap nilai-nilai yang diapresiasi anak dalam menerima bantuan orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.
2) Penataan lingkungan sosial eksternal
Bertujuan menyingkap nilai-nilai yang diapresiasi anak dalam menerima bantuan orang tua agar mereka memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.

c. Penataan lingkungan pendidikan
1) Penataan lingkungan pendidikan internal
Bertujuan untuk menyingkap nilai-nilai yang diapresiasikan anak dalam menerima bantuan orang tua untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.
2) Penataan lingkungan pendidikan eksternal keluarga
Adanya motivasi anak disebabkan oleh pancaran kewibawaan dan kepercayaan orang tua yang benar-benar mereka rasakan, terciptanya komunikasi dialogis antara orang tua dan anak, serta suasana demokratis di dalam keluarga. Penghayatan dan pengapresiasian anak terhadap motivasi dan dorongan orang tua untuk memiliki dan mengembangkan nilai moral dasar tampak dalam perilaku kesehariannya.


d. Dialog-dialog keluarga
Diupayakan telah berhasil mengemas pesan-pesan nilai moral yang akan dihayatkan dan diapresiasikan kepada anak-anak. Keberhasilan ini sangat didukung oleh kewibawaan dan kepercayaan diri yang terpancar keperilaku, keakraban, kedekatan, dan kebersamaan sebagai demokrasi. Peringatan-peringatan terhadap anak-anak disampaikan dengan bijak, asih dan asuh sehingga dapat penuh sadar dan kepercayaan diri, anak akan mematuhinya.

e. Penataan suasana psikologis keluarga
Menyingkap adanya kondisi yang dapat mengundang dan mendorong anak untuk memiliki dan mengembangkan nilai moral dasar. Kemampuan orang tua menciptakan suasana keluarga yang sarat dengan rasa kebersamaan, keakraban, kedekatan, komunikasi sambung rasa dengan anak, pemberian teladan-teladan sikap terbuka.

f. Penataan sosiobudaya keluarga
Penataan sosiobudaya keluarga telah menyingkap upaya untuk membudayakan kaidah-kaidah nilai moral dasar, social, ilmiah, ekonomi, kebersihan dan demokrasi dalam kehidupan anak. Kaedah-kaedah tersebut diapresiasikan oleh kehidupan anak untuk diserap dan dilaporkan dalam kehidupannya.

g. Perilaku orang tua saat terjadinya pertemuan dengan anak
Pertemuan orang tua dengan anak senantiasa didasari oleh tampilnya nilai-nilai moral dasar yang mengupayakan untuk tampil dalam pertemuan dengan anak yang mampu membangun kepercayaan dan kewibawaan atas diri anak.

h. Kontrol orang tua terhadap perilaku anak
Perilaku anak yang memperoleh prioritas control orang tua adalah perilaku-perilaku dalam merealisasikan nilai-nilai moral dan disamping nilai-nilai moral lainnya. Kontrol yang diberikan dengan penuh asih, asuh dan kebijakan menyebabkan rasa keterpaksaan yang dialami anak pada awalnya lambat laun berkembang menjadi kesadaran diri.

i. Nilai moral yang menjadi dasar berperilaku orang tua dan yang diupayakan kepada anak
Untuk memilih dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri adalah nilai moral dasar (agama). Penempatan dan pengupayaan nilai moral dasar sebagai dasar pijakan berperilaku sebagai landasannya adalah nilai dasar (agama) yang dapat menjadi benteng kokoh untuk mencegah anak-anaknya melakukan penyimpangan-penyimpangan perilaku.



E.     Cara Membangun Disiplin Diri

Sebenarnya mendisiplin diri adalah tugas yang membosankan. Karena disiplin diri lebih dari kebiasaan, kualitas intrinsik dari keberadaan Anda. Anda tidak dapat "belajar disiplin diri" dalam satu bidang kehidupan lalu menerapkan hal yang sama persis pada bidang lain. Anda sedang menciptakan kebiasaan. Yang dapat Anda lakukan adalah untuk mengembangkan pendekatan tertentu yang memberikan Anda kemampuan untuk mengatasi tugas apapun dalam konteks apapun.

Sama seperti waktu yang dibutuhkan otot untuk membangun otot, dibutuhkan disiplin untuk membangun disiplin diri. Untuk membangun otot secara progresif diperlukan latihan mengangkat beban. Perhatikan bahwa ketika Anda melatih mengangkat beban, anda akan mengangkat beban yang berada di dalam kemampuan Anda. Secara bertahap Anda mengangkat beban yang sedikit lebih berat. Demikian pula, metode dasar untuk membangun disiplin diri adalah untuk mengatasi tantangan yang sebenarnya dapat Anda atasi akan tetapi sudah mendekati batas kemampuan Anda. Mendisplinkan diri seringkali harus meninggalkan zona kenyamanan Anda.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan berbagai kesimpulan:

1. Signifikasi upaya orang tua dengan tingkatan apresiasi anak berdasarkan kata hati. Nalar dan naluri terjadi karena pasang surutnya kewibawaan dan kepercayaan orang tua dalam diri anak. Kewibawaan dan kepercayaan terhadap orang tua yang bergelora dalam diri anak-anak dapat menggetarkan dawai kata hatinya.
2. Kewibawaan dan kepercayaan orang tua membuat diapresiasi anak secara kata hati yang senantiasa dihayati dan dimaknai sebagai bantuan, bimbingan dan arahan untuk dirinya dalam memiliki nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku yang berdisiplin diri. Orang tua dapat mencerminkan dirinya present in absent dalam diri anak jika dia membangun keteladanan diri, konsistensi dan kesatuan perilaku, rasa kebersamaan dalam merealisasikan nilai-nilai moral, penciptaan suasana terbuka dan komunikasi dialogis, kemesraan hubungan orang tua dengan anak, emenerjemahkan dan membudayakan nilai-nilai moral yang menjadi pola hidup keluarga, dan adanya peraturan yang dibuat dan ditaati bersama oleh semua anggota keluarga.
SARAN
seseorang yang sukses  belajar dari pengalamannya sendiri melalui pendisiplinan diri. Anda bisa membaca pendisiplinan diri tersebut dalam diri anda yaitu:  Penerimaan, Keinginan yang kuat, Kerja keras, dan Kegigihan atau persistensi.  



DAFTAR PUSTAKA
http://www.simfonyriri.blogspot.com/2011/07/makalah-peran-orang-tua-dalam-membantu.html